1.
Judul cerpen yang saya pilih : “Menjaring
Matahari” karya Ledy Triananda
2.
Unsur Intrinsik :
a.
Tema : Persahabatan
b.
Setting / Latar :
-
Tempat
:
1.
Di atas
pohon akasia. Terbukti dalam kalimat ”Kini aku, Puri, Dian, Beta, Garuda,
Mukhlis, Jundi, dan Suryo sedang duduk di atas pohon akasia, pohon impian kami.”
2.
Panti
asuhan. Terbukti dalam kalimat ”Kami memutuskan untuk pulang ke panti asuhan. Kami
tinggal di panti asuhan milik Bu Kades, kami disediakan tempat tidur yang buat
kami itu sudah cukup layak, serta makanan yang cukup untuk setiap harinya.”
3.
Jalan
raya. Terbukti dalam kalimat ”Saat tengah di jalan, aku dan ketujuh sabahatku
bercerita tak henti-hentinya. Tiba-tiba yang membuatku terkejut adalah saat
Mukhlis hendak menyebrang.”
4.
Puskesmas.
Terbukti dalam kalimat ”Hingga beberapa menit kemudian kami tiba di depan pintu
puskesmas. Dari dalam puskesmas, keluarlah empat perawat laki-laki menuju kami.
-
Waktu
:
1.
Pagi
hari. Terbukti dalam kalimat
”Pagi ini kami terbangun. Melihat Mukhlis yang masih belum sadar.”
2.
Siang
hari. Terbukti dalam kalimat ”Keringat yang meluap dari kening, karena sinar
terik matahari tak lagi kami hiraukan. Kami hanya bekerja bekerja, dan bekerja.”
3.
Sore
hari. Terbukti dalam kalimat ”Senja ini begitu memukau rupanya, sinar mentari
yang menghiasi Desa Segea, Maluku Utara. Telah tampak, kabut alam yang melekat
pada langit yang berhasil berubah menjadi jingga.”
4.
Malam
hari. Terbukti dalam kalimat ”Malam ini kami temani lagi Mukhlis. Hingga kami
tertidur lelap ditemani rembulan emas.”
-
Suasana
:
1. Bahagia, yaitu saat Erna, Puri, Dian,
Beta, Garuda, Mukhlis, Jundi, dan Suryo sedang bersendau gurau dan membicarakan
tentang mimpi mereka masing-masing di bawah pohon akasia sambil menikmati
indahnya suasana senja.
2. Sedih, yaitu saat Erna, Puri, Dian,
Beta, Garuda, Jundi, dan Suryo melihat Mukhlis pingsan serta dipenuhi luka
karena tertabrak truk dan kakinya patah.
3. Menegangkan, yaitu saat mereka berlari
membawa Mukhlis ke Puskesmas, mereka takut jika nyawa Mukhlis tidak tertolong.
4. Bersemangat, yaitu saat Erna, Puri,
Dian, Beta, Garuda, Jundi, dan Suryo bekerja di jalanan demi membayar uang
pengobatan Mukhlis yang sedang sakit. Mereka rela lelah menjajakan koran dan
mengemis di jalanan demi temannya selamat.
c. Alur : Maju. Di dalam cerpen ini diceritakan secara urut dari perkenalan, konflik, hingga penyelesaian. Tidak ada flashback maupun menceritakan masa lalu. Sehingga di dalam cerpen ini mengandung alur maju.
d. Nilai :
1. ”Kami selalu bersama, jua membangun persahabatan yang akan terpahat
selamanya di benakku.” Berdasarkan cuplikan tersebut, cerpen ini mengandung
nilai persahabatan dan kebersamaan. Sama hal nya di dunia, setiap orang ingin
membangun sebuah persahabatan yang kokoh. Tetapi, juga masih ada yang belum
mengerti akan pentingnya persahabatan, sehingga menjadikan mereka hidup
individu tanpa mengerti orang lain.
2. ”Aku dan ketujuh sahabatku akan mengejarnya, generasi kamilah yang akan
membuat Negeri kami berubah lebih berarti.” Dari cuplikan tersebut, cerpen
tersebut mengandung nilai semangat juang dalam meraih cita-cita. Pada kenyataan
di dunia, setiap orang pasti memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, namun
tidak semua dari mereka dapat meraihnya karena kurangnya perjuangan.
3. ” Pada dasarnya, kami terlahir dengan nasib yang sama, yaitu yatim
piatu.” Di cerpen tersebut digambarkan tentang nilai kehidupan. Pada
kenyataannya di dunia, banyak manusia juga bernasib sama seperti dengan yang digambarkan
di cerpen, namun mereka hanya pasrah saja, tidak ada perjuangan untuk bangkit.
Tapi sebenarnya, kekurangan itu tidak akan menghambat kesuksesan.
4. ” Tiba-tiba yang membuatku terkejut adalah saat Mukhlis hendak
menyebrang. Entah bagaimana kejadiannya, truk yang melaju kencang dari arah yang
sama menabrak Mukhlis.” Dari cuplikan tersebut, digambarkan tentang sifat
manusia yang kurang hati-hati dan terburu-buru. Sama hal nya di dunia, manusia
sering melakukan hal yang terburu-buru, ceroboh, dan tidak hati-hati sama
sekali. Banyak dari mereka tidak berfikir sebelum bertindak serta tidak
memikirkan akibat dari kecerobohan itu. Sehingga, sikap ketidak hati-hatian
masih menjadi hal yang sering dijumpai.
5. ”Akhirnya, aku dan teman-temanku ke luar area puskesmas. Mulai bekerja
mencari uang untuk membayar pengobatan Mukhlis.” Cerpen tersebut juga
mengandung nilai pengorbanan. Pada kenyataan di dunia, setiap orang pasti akan
rela berjuang demi keselamatan orang lain. Mereka tidak akan bisa hidup
sendiri.
e. Amanat :
1. Syukuri dengan apa yang kita miliki.
2. Gapailah cita-cita setinggi mungkin, tidak
hanya setinggi matahari saja.
3. Jangan menyerah dan jangan mudah putus asa untuk menjadi maju, terus berusaha
dan berdoa.
4. Tolonglah sahabat yang membutuhkan.
5. Manfaatkan segala kesempatan untuk hal
yang berguna.
6. Jangan hanya melihat kekurangan saja, itu
hanya akan menghambat kemajuan.
7. Menjalani kehidupan di dunia itu mudah,
asalkan ada usaha.
8. Segala masalah pasti akan ada jalan
keluarnya.
3. Unsur Ekstrinsik :
a. Latar Kepengarangan Penulis : - (Tidak
dituliskan)
b. Keyakinan Penulis : Penulis mengangkat
cerita ini didasarkan atas peristiwa yang pernah ia lihat, sehingga cerita
tidak jauh berbeda dari kenyataan yang ada dalam kehidupan.
c. Masyarakat Pembaca : Sebagian masyarakat
masih ada yang memiliki keadaan sama seperti yang diceritakan pada cerpen
tersebut. Maka, cerpen ini mengangkat cerita tentang gambaran kehidupan yang
mereka alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar