Ninja Shuriken and Kunai

Rabu, 14 Agustus 2013

Menganalisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen

1.      Judul cerpen yang saya pilih : “Menjaring Matahari” karya Ledy Triananda
2.      Unsur Intrinsik :
a.       Tema : Persahabatan
b.      Setting / Latar :
-         Tempat :
1.      Di atas pohon akasia. Terbukti dalam kalimat ”Kini aku, Puri, Dian, Beta, Garuda, Mukhlis, Jundi, dan Suryo sedang duduk di atas pohon akasia, pohon impian kami.”
2.      Panti asuhan. Terbukti dalam kalimat ”Kami memutuskan untuk pulang ke panti asuhan. Kami tinggal di panti asuhan milik Bu Kades, kami disediakan tempat tidur yang buat kami itu sudah cukup layak, serta makanan yang cukup untuk setiap harinya.”
3.      Jalan raya. Terbukti dalam kalimat ”Saat tengah di jalan, aku dan ketujuh sabahatku bercerita tak henti-hentinya. Tiba-tiba yang membuatku terkejut adalah saat Mukhlis hendak menyebrang.”
4.      Puskesmas. Terbukti dalam kalimat ”Hingga beberapa menit kemudian kami tiba di depan pintu puskesmas. Dari dalam puskesmas, keluarlah empat perawat laki-laki menuju kami.

-         Waktu :
1.      Pagi hari. Terbukti dalam kalimat ”Pagi ini kami terbangun. Melihat Mukhlis yang masih belum sadar.”
2.      Siang hari. Terbukti dalam kalimat ”Keringat yang meluap dari kening, karena sinar terik matahari tak lagi kami hiraukan. Kami hanya bekerja bekerja, dan bekerja.”
3.      Sore hari. Terbukti dalam kalimat ”Senja ini begitu memukau rupanya, sinar mentari yang menghiasi Desa Segea, Maluku Utara. Telah tampak, kabut alam yang melekat pada langit yang berhasil berubah menjadi jingga.”
4.      Malam hari. Terbukti dalam kalimat ”Malam ini kami temani lagi Mukhlis. Hingga kami tertidur lelap ditemani rembulan emas.”
-         Suasana :
1. Bahagia, yaitu saat Erna, Puri, Dian, Beta, Garuda, Mukhlis, Jundi, dan Suryo sedang bersendau gurau dan membicarakan tentang mimpi mereka masing-masing di bawah pohon akasia sambil menikmati indahnya suasana senja.
2. Sedih, yaitu saat Erna, Puri, Dian, Beta, Garuda, Jundi, dan Suryo melihat Mukhlis pingsan serta dipenuhi luka karena tertabrak truk dan kakinya patah.
3. Menegangkan, yaitu saat mereka berlari membawa Mukhlis ke Puskesmas, mereka takut jika nyawa Mukhlis tidak tertolong.
4. Bersemangat, yaitu saat Erna, Puri, Dian, Beta, Garuda, Jundi, dan Suryo bekerja di jalanan demi membayar uang pengobatan Mukhlis yang sedang sakit. Mereka rela lelah menjajakan koran dan mengemis di jalanan demi temannya selamat.
c.       Alur : Maju. Di dalam cerpen ini diceritakan secara urut dari perkenalan, konflik, hingga penyelesaian. Tidak ada flashback maupun menceritakan masa lalu. Sehingga di dalam cerpen ini mengandung alur maju.
d.      Nilai :
1. ”Kami selalu bersama, jua membangun persahabatan yang akan terpahat selamanya di benakku.” Berdasarkan cuplikan tersebut, cerpen ini mengandung nilai persahabatan dan kebersamaan. Sama hal nya di dunia, setiap orang ingin membangun sebuah persahabatan yang kokoh. Tetapi, juga masih ada yang belum mengerti akan pentingnya persahabatan, sehingga menjadikan mereka hidup individu tanpa mengerti orang lain.
2. ”Aku dan ketujuh sahabatku akan mengejarnya, generasi kamilah yang akan membuat Negeri kami berubah lebih berarti.” Dari cuplikan tersebut, cerpen tersebut mengandung nilai semangat juang dalam meraih cita-cita. Pada kenyataan di dunia, setiap orang pasti memiliki cita-cita dan harapan yang tinggi, namun tidak semua dari mereka dapat meraihnya karena kurangnya perjuangan.
3. ” Pada dasarnya, kami terlahir dengan nasib yang sama, yaitu yatim piatu.” Di cerpen tersebut digambarkan tentang nilai kehidupan. Pada kenyataannya di dunia, banyak manusia juga bernasib sama seperti dengan yang digambarkan di cerpen, namun mereka hanya pasrah saja, tidak ada perjuangan untuk bangkit. Tapi sebenarnya, kekurangan itu tidak akan menghambat kesuksesan.
4. ” Tiba-tiba yang membuatku terkejut adalah saat Mukhlis hendak menyebrang. Entah bagaimana kejadiannya, truk yang melaju kencang dari arah yang sama menabrak Mukhlis.” Dari cuplikan tersebut, digambarkan tentang sifat manusia yang kurang hati-hati dan terburu-buru. Sama hal nya di dunia, manusia sering melakukan hal yang terburu-buru, ceroboh, dan tidak hati-hati sama sekali. Banyak dari mereka tidak berfikir sebelum bertindak serta tidak memikirkan akibat dari kecerobohan itu. Sehingga, sikap ketidak hati-hatian masih menjadi hal yang sering dijumpai.
5. ”Akhirnya, aku dan teman-temanku ke luar area puskesmas. Mulai bekerja mencari uang untuk membayar pengobatan Mukhlis.” Cerpen tersebut juga mengandung nilai pengorbanan. Pada kenyataan di dunia, setiap orang pasti akan rela berjuang demi keselamatan orang lain. Mereka tidak akan bisa hidup sendiri.
e.       Amanat :
1.      Syukuri dengan apa yang kita miliki.
2.      Gapailah cita-cita setinggi mungkin, tidak hanya setinggi matahari saja.
3.      Jangan menyerah dan jangan mudah putus asa untuk menjadi maju, terus berusaha dan berdoa.
4.      Tolonglah sahabat yang membutuhkan.
5.      Manfaatkan segala kesempatan untuk hal yang berguna.
6.      Jangan hanya melihat kekurangan saja, itu hanya akan menghambat kemajuan.
7.      Menjalani kehidupan di dunia itu mudah, asalkan ada usaha.
8.      Segala masalah pasti akan ada jalan keluarnya.
3.      Unsur Ekstrinsik :
a.       Latar Kepengarangan Penulis : - (Tidak dituliskan)
b.      Keyakinan Penulis : Penulis mengangkat cerita ini didasarkan atas peristiwa yang pernah ia lihat, sehingga cerita tidak jauh berbeda dari kenyataan yang ada dalam kehidupan.
c.       Masyarakat Pembaca : Sebagian masyarakat masih ada yang memiliki keadaan sama seperti yang diceritakan pada cerpen tersebut. Maka, cerpen ini mengangkat cerita tentang gambaran kehidupan yang mereka alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar